Pembagian obat kecacingan dan vitamin A di masa pandemi Covid-19

 Bulan Februari adalah salah satu bulan dimana ada 2 agenda rutin kesehatan yang dilaksanakan, yaitu pembagian obat cacingan dan vitamin A. Karena sampai saat ini pandemi Covid-19 masih belum terkendali dan jumlah kasus terus meningkat dari hari ke hari, pelaksanaan kegiatan posyandu di kelurahan di wilayah kerja kami pun belum dilaksanakan. Oleh karena itu dalam upaya agar kegiatan penimbangan bayi dan balita tetap dapat dilaksanakan, maka kegiatan yang dilakukan adalah kunjungan rumah. Kunjungan rumah ini sendiri dilakukan oleh para kader. Para kader akan berkeliling ke satu rumah ke rumah lainnya sesuai dengan wilayah kerja dari posyandu yang dibawahinya. Para kader akan membawa alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan penimbangan bayi dan balita, seperti timbangan, pengukur tinggi badan, pengukur lingkar kepala, buku catatan, dan hal-hal lainnya yang diperlukan. 

Selain posyandu, kegiatan sekolah pun masih diliburkan sejak masuknya Covid-19 ke Indonesia. Selama ini kegiatan sekolah dilakukan secara daring, yaitu dilakukan secara online, baik melalui aplikasi zoom atau google classroom. Ada pula sekolah yang sudah mulai melakukan kegiatan pembelajaran secara tatap muka, yaitu pada pesantren dan harus menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Karena kegiatan posyandu dan sekolah diliburkan, oleh karena itu pemberian obat cacing dan vitamin A harus dilakukan melalui kunjungan rumah. 


 


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka infeksi kecacingan yang cukup tinggi. Hasil survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan mencatat persentase penyakit infeksi cacing di Indonesia mencapai hampir 96% dan paling sering dialami oleh anak usia sekolah, yaitu usia 5–14 tahun. Beberapa jenis cacing yang sering menginfeksi anak-anak adalah cacing pita, cacing tambang, cacing kremi, dan cacing gelang. Ada beberapa alasan anak bisa tertular kecacingan, yaitu memakan makanan yang tidak hygiene, buang air besar sembarangan, dan kontak dengan tanah yang terdapat telur cacing.

Apabila anak terinfeksi kecacingan, maka anak akan mengalami gejala seperti mual, muntah, diare, nyeri perut, gangguan penyerapan zat gizi, keluar cacing dari anus, kadang gatal di daerah anus dan anemia. Bila hal ini terjadi dalam jangka waktu lama tanpa diatasi dengan baik akan memengaruhi kecerdasan dan kemampuan belajar anak.  Oleh karena itu, pemberian obat cacing pada anak sangat penting untuk dilakukan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan setiap anak mengonsumsi obat cacing dua kali setahun atau tiap 6 bulan sekali. Tentu hal ini tidak bertujuan untuk mengobati, melainkan sebagai langkah pencegahan. Pemberian obat cacing secara berkala telah terbukti efektif untuk mencegah infeksi cacing. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa pemberian obat cacing kepada sekelompok anak yang berisiko terinfeksi cacing rupanya dapat meningkatkan berat badan, memperbaiki kemampuan belajar, membantu memusatkan perhatian, dan mencegah cacingan.

 Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kecacingan, antara lain yaitu sebagai berikut:

1. Cuci tangan dengan sabun, setelah BAB, setelah menceboki anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah bermain, setelah memegang hewan peliharaan dan lain-lain.

2. Minum air bersih dan air yang sudah direbus

3. Buang air besar di jamban sehat

4. Menjaga kebersihan makanan dari lalat dengan menutupnya memakai tudung saji

5. Memakai alas kaki

6. Serta jangan lupa agar minum obat cacing 


 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Singkat Puskesmas 9 Nopember

Musim Hujan, Waspada Demam Berdarah Mengintai

Kegiatan vaksinasi Covid-19 di luar gedung