Musim Hujan, Waspada Demam Berdarah Mengintai



Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes aegepti dan Aedes albopictus betina yang membawa virus dengueVirus dengue itu sendiri ada 4 jenis berbeda, yaitu virus DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar setengah dari populasi manusia di dunia berisiko terkena penyakit ini. Indonesia sendiri pun termasuk negara rawan DBD dengan catatan kasus yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena kondisi geografis Indonesia yang berada di daerah rawa.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, seekor nyamuk Aedes betina dapat terinfeksi virus dengue apabila nyamuk itu sebelumnya mengisap darah manusia yang sedang mengalami viremia. Viremia adalah kondisi akibat adanya kadar virus tinggi dalam tubuh. Viremia dapat mulai terjadi sejak 2 hari sebelum demam muncul sampai 5 hari setelah terasa pertama kali. irus yang masuk ke dalam tubuh nyamuk sehat tadi akan berkembang biak selama 8-12 hari sesudahnya. Setelah masa inkubasi usai, artinya virus sudah aktif dan nyamuk dapat mulai bisa menginfeksi manusia lewat gigitannya. Setelah nyamuk pembawa virus itu

menggigit manusia, virusnya akan masuk dan mengalir dalam darah manusia untuk mulai menginfeksi sel-sel tubuh yang sehat. Untuk mengatasi hal ini, sistem imun akan menghasilkan antibodi khusus yang bekerja sama dengan sel darah putih melawan virus. Respons imun juga mencakup pelepasan sel T sitotoksik (limfosit) untuk mengenali dan membunuh sel tubuh yang terinfeksi. Keseluruhan proses inilah yang kemudian memunculkan berbagai gejala DBD. Gejala DBD biasanya mulai muncul sekitar empat hingga 15 hari setelah gigitan nyamuk.

Data terbaru Kemenkes RI per Februari 2019 melaporkan jumlah kasus DBD skala nasional mencapai 13.683 jiwa dan 133 orang di antaranya meninggal dunia. Dari jumlah ini, angka kematian yang disebabkan kasus DBD mencapai 133 orang. Angka kematian tertinggi terjadi di Jawa Timur, yaitu 47 orang, lalu NTT dengan 14 orang, Sulawesi Utara dengan 13 orang, dan Jawa Barat dengan 11 orang. Kemenkes mencatat, jumlah kasus penderita DBD dari tahun lalu hingga tahun ini meningkat signifikan. Pada Januari 2018, Kemenkes hanya menerima laporan 6.800 kasus dengan angka kematian mencapai 43 orang. Angka kematian di tahun 2019 jauh lebih tinggi 3 kali lipat dibanding tahun 2018.

Di salah satu wilayah kerja Puskesmas 9 Nopember, yaitu Kelurahan Pengambangan RT.32 ditemukan kasus demam dengue sehingga perlu dilakukan fogging di wilayah tersebut, Sehari sebelum dilakukan fogging, yaitu pada tanggal 31 Januari 2020 dilakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait fogging serta pemberian saran seperti tutup rapat makanan pada saat proses foging, lindungi hewan peliharaan, dan hal lainnya. Selain itu dilakukan pula pemeriksaan jentik di sekitar lingkungan setempat dan kami menemukan jentik di beberapa rumah dan memberikan saran untuk membersihkan atau membuang sampah yang ada di halaman rumah maupun membuang air yang tertampung baik itu di ember, ban dan sebagainya.

 



Fogging bukanlah merupakan suatu pencegahan penyakit DBD, fogging sendiri lebih ke arah penanggulangan saat suatu kasus sudah terjadi. DBD sendiri sebenarnya dapat dicegah. Kita sering mengenal slogan pencegahan DBD dengan nama 3M Plus. Adapun poin-poin penting dari 3M Plus sendiri yaitu:
1.    Menguras bak mandi minimal seminggu sekali
2.    Menutup tempat penampungan air
3.    Memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas

Sedangkan untuk poin plusnya adalah pencegahan-pencegahan lain yang dapat dilakukan untuk mencegah perkembang biakan nyamuk Aedes aegepti, yaitu:
1. Menanam tanaman pengusir nyamuk, seperti contoh lavender, kumis kucing, selasih, dan lain-lain.
2.    Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
3.    Tidak menggantung baju di kamar.
4.    Menggunakan lotion nyamuk atau kelambu.
5.    Menggunakan kawat kasa di ventilasi rumah.
6.    Memberikan bubuk abate pada tempat penampungan air. 


Pencegahan dengan gerakan 3M Plus sebenarnya merupakan pencegahan yang lebih baik dibandingkan dengan fogging. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentik-jentik nyamuknya masih hidup. Oleh karena itu gerakan 3M Plus ini harus dijadikan sebagai kebiasaan dari pola hidup sehat. Jangan lupa tetap berolahraga dan makan-makanan yang bergizi ya sobat healthis, karena akan meningkatkan sistem imun tubuh sehingga tubuh lebih kebal dengan berbagai macam penyakit. Yuk kita hidup sehat, salam sehat sobat healthis!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Singkat Puskesmas 9 Nopember

Kegiatan vaksinasi Covid-19 di luar gedung